RAMADHANKU DULU DI KOTA NGAWI

Ramadhanku 22 - 27 tahun yang lalu.

Beberapa hari atau sehari menjelang ramadhan, kami biasanya ziarah kubur dan saling membagi makanan ke tetangga. Makanan ini biasanya dibagikan pada saat siang sampai sore hari. Masakan mbah putri(alm) yang bikin saya selalu kangen sampai kapanpun. saya paling suka nganterin ke Pak ini atau Ibu itu, karena ... pulangnya dikasih uang hehehe .... Ada juga ritual nyadran dengan membawa makanan ke sebuah pohon beringin besar yang sumur nya sudah dikuras bersih untuk melakukan makan bersama hasil gabungan dari tetangga-tetangga. Kenapa harus pohon beringin besar ? Karena hawa sejuk dan angin semilir membuat damai dalam hidup.

Selepas sholat tarawih, biasanya kami di masjid menikmati makanan yang dikirim oleh tetangga bergiliran, suasana sangat akrab dalam menyambut ramadhan. Dari situ kami sampai hafal malam ini menu-nya singkong goreng ... berarti kiriman Ibu ini, besoknya kentang rebus berarti kiriman Ibu itu dst. Jangan sampai dicap Ibu Kerupuk saja haha ...

Setelah itu, kami berkumpul, putra-putri dipisah, masing-masing membentuk lingkaran besar, tadarus. Dengan tadarus seperti itu, kami yang belum bisa ngaji mulai tergerak untuk bisa ngaji...termasuk saya...hehehe...Tidak ada target dalam sehari harus menyelesaikan berapa juz...(maklum masih newbie).

Anak-anak cowok biasanya tidur di masjid, tapi saya nggak nginep karena diomelin oleh mbah saya kalau tidak tidur dirumah. Maklum anak rumahan Sebagian teman bawa menu sahur dari rumah. Jam 03 pagi biasanya keliling keliling kampung membawakan 'musik membangunkan orang sahur' berupa jerigen dan kentongan dari bambu panjang-pendek untuk menghasilkan bunyi yg berbeda.

Siang hari ngapain? Well, kami membuat mercon dari busi sepeda montor dan lubangnya ditutup Mur yang seukuran +  dikasih tali rafia warna-warni agar busi bisa turun nyungsep setelah dilempar keatas.
Bahan peledak bisa dari pentolan korek api yang sudah dikupas obatnya atau alternatif dengan membeli bubuk mercon yang berwarna abu-abu di toko gelap penjual obat mercon. Cara lain selain menggunakan busi adalah dengan menginjak batu kali yang dibawahnya sudah ada bubuk mercon. Khusus yang ini berbahaya karena bisa membuat jaringan kaki terluka bahkan sampai patah. Saya lebih suka dengan cara menginjak ini karena sensasinya sungguh luar biasa mantap. Kaki jadi kederrr. Jangan lupa, kedua jari tangan digunakan sambil untuk menutup telinga agar tidak berbunyi “Ngiiingggg” setelah mercon meledak.

Jangan sampai ketahuan polisi hehehe. Bunyinya? menggelegar, seperti bom, mercon jaman sekarang ? nothing ! Kadang juga mercon dari karbit, didalam tanah, ada sumbu dan dinyalakan, bunyinya ....... bikin kaca-kaca bergetar !! ... (Khusus yang karbit ini jarang dilakukan - takut diomelin tetangga)
Waktu itu kami belum kenal banyak merk pakaian, maklum, tinggal di kota kecil. Sarung cukup merk Atlas atau cap mangga, sandal Carvil, jeans Levis atau Lea, kaos belum Oto-Ono atau Walrus. Merk top pada jamannya.

Yang penting lebaran pakai baju baru dibelikan ibu ..Sueneeng tenan reek.

Saatnya lebaran! waktunya takbiran, masjid dan musholla ramai sekali, bunyi mercon berdesingan .... sesekali kami disuruh panitia zakat untuk antar zakat ke yang berhak menerima.
Setelah sholat Ied, acara dilanjutkan acara silaturahmi door-to-door, keliling kampung sampai malam! Kami pun jadi tahu, rumah mana yang makananya enak atau yang suka kasih duit hehehe ... Insya Alloh saya masih hafal sampai sekarang !

Ramadhan dulu (di Ngawi) memang sederhana tapi indah, ahhh .........
Pastinya anda memiliki kenangan indah tak terlupakan dimasa lalu.

#17Tahun#
Donny Kristiyanto lahir pada tahun 1981 dan menghabiskan masa kecil sampai remaja di kota Ngawi tercinta dan pada tahun 1998 memutuskan untuk melanjutkan sekolah di kota Apel Malang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERJA BARENG ORTU: MEMBUAT CELEMEK DARI BARANG PLASTIK BEKAS BUNGKUS SABUN

FAKTOR SUKSES LOBI DAN NEGOSIASI TIONGKOK DALAM PROYEK TENDER KERETA CEPAT JAKARTA – BANDUNG

SAYA MEMBUTUHKAN BANTUAN ANDA UNTUK MEWUJUDKAN RENCANA